OLEH : JIMI HARIANTO, M.Pd.I
MENERAPKAN
METODE LANGSUNG DALAM MENGAJARKAN SHARAF
( THARIQOH
MUBASYIRAH/ DIRECT METHOD )
Pendekatan
Metode Langsung
a.
Hakikat
Bahasa
Metode ini melihat bahasa sebagai apa yang diucapkan
oleh penutur asli bahasa itu. Dengan demikian para pelajar bahasa tidak hanya
mempelajari bahasa sasaran tetapi juga mempelajari budaya dan penutur asli.
Metode ini juga menyatakan bahwa bahasa adalah suatu himpuna dari aturan-aturan
tatabahasa dan kosa kata yang terkait dengan situasi-situasi yang
rill.mempelajari bahasa asing berarti bahwa para siswa mampu berkomunikasi
dengan bahasa tersebut, baik secara lisanmaupun tulisan . metode langsung juga
melihat bahwa empat keterampilan berbahasa – mendengar, berbicara , membaca ,
dan menulis. Saling menguatkan antara yang satu dengan yang lai. Hanya saja
kemampuan berbicara dianggap sebagai pondasi utama. Bahasa pada dasarnya adalah
system lisan, bukan tulisan, membaca dan menulis bias diberikan sejak awal
tetapi hendaknya diberikansetelah para siswa berlatih menggunakan bahasa lisan.
b.
Hakikat
Belajar Bahasa
Asumsi metode langsung tentang pembelajaran bahasa
arab ialah bahwa proses belajar bahasa asing atau kedua sama dengan belajar
bahasa ibu atau bahasa pertama, yaitu dengan penggunaan bahas secara langsung
dan intensif dalam komunikasi .seperti seorang anak yang mempelajari bahasa ibu
nya, seorang pelajar juga mempelajari bahasa asing dengan cara menyimak dan
berbicara terlebih dahulu, sedang membaca dan menulis dapat dipelajari
kemudian. Oleh karena itu pelajar bahasa asing harus dibiasakan untuk berfikir
dalam bahasa target, dan untuk mencapai
kemampuan itu penggunaan bahasa ibu harus dihindarkan sepenuhnya (
Badri, 1413 H:6 ).
Desain Metode Langsung
a.
Tujuan
( umum dan khusus )
Para guru yang menggunakan metode langsung bertujuan
agar para siswa bias mempelajari bagaimana caranya berkomunikasi dalam bahasa
sasaran. Untuk bias melakukan hal tersebut dengan sukses, penting bagi para
siswa untuk belajar berpikir dalam bahasa sasaran.
b.
Model
sasaran
Silabus yang digunakan dalam metode langsung
didasarkan pada situasi – situasi . tatabahasa diajar secara induktif ; yaitu
para siswa diperkenalkan dengan contoh- contoh terlebih dahulu lalu mereka
berusaha memahami kaidah-kaidah atau generalisasi kaida yang berada dibalik
contoh-contohtersebut.
c.
Jenis
kegiatan belajar mengajar
Kemampuan berbahas yang dilebih utamakan adalah
kemampuan berbicara, bukan kemampuan menulis. Oleh karena itu siswa belajar
berbicara sehari-hari yang wajar dalam bahasa sasaran. Mereka juga mempelajari
budaya dan sejarah orang –orang yang berbicara dengan bahasa sasaran yang
mereka pelajari, geograpi dari Negara-negara diman bahasa itu digunakan sebagai
bahasa percakapan, dan informasi hidup sehari-hari para pembicara bahasa target.
Guru-guru
yang mengunakan metode ini berkeyakinan bahwa siswa lperlu menghubungkan makna
dan bahasa sasarab langgsung. Untuk melakukan hal ini, ketika guru
memperkenalkan suatu kata atau frasa baru, ia akan mendemontrasikan maknanya
melalui pemakaian gambar-gambar, atau pantomin ; ia tidak pernah
menerjemahkannya kedalam bahasa pembelajaran. Bahas pribumi siswa tidak boleh
digunakan didalam kelas. Para siswa berbicara sebagian besar dalam bahasa
sasaran dan merek berkomunikasi seola-olah mereka dalam situasi-situasi yang
riil.
d.
Peranan
pembelajar, pengajar dan bahan ajar
Inisiasi interaksi pembelajaran berasal dari kedua
belah pihak, dari guru kepada para siswa dan sebaliknya dari siswa kepada gur.
Evaluasi dalam metode langsung dilakukan lebih banyak
secara informal, para siswa diminta untuk menggunakan bahasa, bukan untuk
menunjukannya baik dengan keterampilan lisan maupun tulisan. Sebagai contoh,
para siswa bisa jadi diwawancarai secara lisan oleh guru atau boleh jadi
diminta untuk menulis suatu alenia tentang sesuatu yang sudah mereka pelajari.
Presedur Dan Tehnik Metode Langsung
Diantara
prosedur pengajaran bahasa arab dengan metode langsung adalah yang diajukan
oleh titone dalam richarda daan Rodgers,
2003 : 12) cara ini sebenarnya bukanlah suatu prosedur tetapi lebih merupakan
serangkaian tehnik yang diusulkan oleh berlitz, salah satu dari pembaharu
amerika yang mencobauntuk membangun suatu metode pengajaran bahasa berdasar
metode langsung. Teknik-teknik ini tidak diatur secara procedural.
Teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Jangan
menerjemahkan, tetapi demonstrasikan
2.
Jangan
menjelaskan, tetapi perankan
3.
Jangan
berceramah, tetapi ajukan pertanyaan-pertanyaan
4.
Jangan
meniru kekeliruan, tetapi perbaiki
5.
Jangan
memakai kata-kata tungal, tetapi gunakan kalimat
6.
Jangan
berbicara terlalu banyak, tetapi upayakan siswa yang berbicara banyak jangan
mengekor pada buku , tetapi gunakan rencana pembelajaran sendiri
7.
Jangan
melompat-lompat, tetapi ikuti rencana sendiri
8.
Jangan
terlalu cepat, tetapi sesuaikan denga kecepatan siswa
9.
Jangan
berbicara telalu cepat, tetapi berbicaralah secarah alamiah
10. Jangan berbicara terlalu nyaring, tetapi berbicara
secara alamiah dan jelas
11. Jangan berbicara teklalu pelan, tetapi berbicaralah
dengan wajar
12. Jangan tergesa-gesa, tetapi tetaplah tenang dan
bersabar
Prosedur berikut diadaptasi
dari Larsen-freman (2000: 26-28 ) yang terlihat lebih sistematis disbanding
usulan titone. Menurut mereka prosedur pengajaran dengan menggunakan metode
langsung adalah sebagai berikut:
1.
Masing-masing
siswa mempunyai teks bacaan dihadapan mereka masing-masing.
2.
Para
siswa diminta secara bergantian untuk membaca teksdenga suara nyaring.
3.
Setelah
para siswa selesai membaca teks, mereka diminta untuk mengajukan pertanya dalam
bahasa secara terkait dengan teks jika ada.
4.
Guru
menjawab pertanyaan siswa dalam bahasa sasara terkait dengan teks jika ada
5.
Guru
membimbing para siswa untuk melatih pengucapan kata-kata.
6.
Guru
mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang mereka yang ada dalam kelas
7.
Para
siswa menyiapkan pertanyaan dan pertanyaan masing-masing untuk diajukan kepada siswa lain yang ada dikelas.
8.
Guru
mengintruksikan para siswa untuk kembali kelatihan yang ada dalam pelajaran yang meminta mereka
untuk mengisi titik-titik.
9.
Para
siswa membaca sebuah kalimat secara nyaring dan menambahkan kata yang hilang
seperti mereka yang sedang membaca.
10. Guru meminta para siswa untuk mengeluarkan buku
catatan mereka lalu dia member mereka dikte sekitar topic yang sudah dibahas.
Berikut ini adalah contoh
lain penerapan metode langsung dalam pembelajaran bahasa arab yang diadaptasi
dari rencana pembelajaran yang diajukan oleh omaggio ( 1986 : 58 ) dan
langkah – langkah yang diajuka oleh Effendi ( 2005 : 37 )
Begitu kedalam kelas guru
langsung berbicara dengan bahasa arab , menyapa siswa dan bertanya mengenai
pelajaran pada aat itu. Para siswa juga menjawab dengan bahasa arab. Guru terus
mengemukakan pertanyan-pertanyaan dan sesekali member perintah. Setelah para
siswa mematuhi perintah dari guru, mereka menceritakan secara dalam bahasa arab
apa yang sedang mereka lakukan, kemudian menjelaskan kepada guru apa yang telah
mereka lakukan ( menggunakan “ fiil madhi “ atau “ fiil mudhari” )
Selanjutnya guru memulai
penyajian materi secara lisa, mengucapkan satu kata dengan menunjuk bendanya
atau gambar benda itu, memeragakan sebuah gerakan atau mimic wajah, pelajar
menirukan berkali-kali sampai benar pelafalannya dan faham maknanya.
Kemudianpelajaran berkembang
sekitar sebuah gambar yang dipakai oleh guru untuk mengajarkan kosa kata inti.
Berbagai demontrasi dan benda pun didiskusikan sesuai dengan kegiatan yang
tertera pada gambar. Guru mendemonstrasikan kegiatan-kegiatan tersebut dan
konsep-konsep yang tidak segera terlihat dan menunggu sampai seluruh kelas
benar- benar memahaminya kemudian
latihan berupa tanta jawab dengan kata tanga ma, hal ainadan sbagainya, sesuai
denga kesilitan tingkat tersebut.
Keunggulan dan kelemahan metode langsung
Keunggulan
1.
Pelajar
tampil menyimak dan berbicara karena para pelajar mendapat banyak latihan dalam
bercakap-cakap, khususnya mengenai topic topic yang sudah dilatih dalam keras
2.
Pelajar
menguasai pelapalan dengan baik seperti atau mendekati penututr asli
3.
Pelajar
banyak mengetahui kosa kata dan pemakainya dalam kalimat.
4.
Pelajar
memiliki keberanian dan spontanitas dalam berkomunikasi karena sejak awal telah
dilatih untuk berfikir dalam bahasa target sehingga tidak terhambat oleh proses
penerjemahan.
5.
Pelajar
menguasi tata bahasa secara fungsional tidak secara teoritis , artinya
berfungsi untuk mengontrol kebenaranya ujaranya.
Kelemahan
1.
Kemampuan
pelajar dalam membaca untuk pemahaman lemah, karena materi dan latihan yang
disediakan lebih menekankan pada keterampilan berbahasa lisa.
2.
Metode
ini menuntut para guru yang ideal dari segi keterampilan berbahasa ( mempunyai
kelencaran berbahasa seperti atau mendekati penutur asli) dan kelincahan dalam
penyajian pelajaran
3.
Metode
ini mempunyai prinsip-prinsip yang lebih tepat untuk digunakan dalam kelas
kecil yang jumlah pelajarny tidak banyak kurang dari 20 siswa dan tidak bisa
dilaksanakan dalam kelas besar.
4.
Penafian
metode ini terhadap pemakain bahasa pembelajar bisa berakibat terbuangnya waktu
untuk menjelaskan makna satu kata abstrak, dan terjadinya kesalahan persepsi
atau penafsiran pada siswa
5.
Metode
ini terlalu membesar-besarkan persamaan antara pemerolehan bahasa pertama dan
kedua dan banyak mengabaikan realita keterbatasan yang ada dalam kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar