Mengarungi Samudra Kehidupan, kita ibarat pengembara hidup merupakan perjuangan yang akan jadi saksi pengorbanan. Baca Selengkapnya: Cara Membuat Tulisan Berjalan (Marquee) Pada Blog http://bisikan.com/cara-membuat-tulisan-berjalan-marquee-pada-blog#ixzz3jvtZ953R

Sabtu, 13 Juni 2015

OLEH  :  JIMI HARIANTO, M.Pd.I


MENERAPKAN METODE TERJEMAH DALAM MENGAJARKAN  SHARAF
( THARIQOH AL-QOWA’ID WA AL-TARJAMAH )

Metode tata bahasa terjemah sebagai sebuah metode yang matang merupakan hasil karya para sarjana pemikir jerman ; Johann Seidennticker. Pertama kali dikenal dengan nama metode Prussia.
Pendekatan metode tata bahasa tarjamah
a.      Hakikat bahasa
Mengenai hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa, metode bahasa tarjamah mempunyai beberapa poin yang berbeda dari pandangan metode-metode modern. adalah metode yang menekankan pada pemahaman tata bahasa untuk mencapai keterampilan membaca, menulis, dan menerjemah.
b.      Hakikat pengajaran bahasa
Asumsi- asumsi teoritis yang mendasari hal tersebut ialah bahwa bahasa sasaran terutama sekali diintegrasikan sebagai suatu system kaidah-kaidah yang akan diobservasi dalam teks-teks dan kalimat-kalimat dan dihubungkan dengan kaidah kaidah dan makna bahasa pertama.
Berikut ini adalah asumsi-asumsi tentang pembelajaran bahasa yang diyakini oleh metode tata bahasa terjemah :
1.      Melalui tata bahasa terjemah bahas dipahami terdiri dari kata-kata yang ditulis dan kata –kata yang terwujud secara mandiri.
2.      Didalam pengajaran bahasa apa yang seharusnya diajarkan bukanlah bahasa itu sendiri tetapi cara pemikiran logis dan mengembangkan disiplin mental yang berharga.
3.      Bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa ibu.
4.      Pengajaran bahasa asing membutuhkan perasaan aman dan kondisi ini akan terpenuhi manakala para pelajar bahasa mengetahui bagaimana cara mengungkapkan sesuatu didalam bahasa sasaran.
Prosedur dan teknik metode bahasa terjemah
Dalam metode bahasa terjemah bahasa disajikan dalam bab-bab atau pelajaran –pelajaran tata bahasa yang masing-masing memuat beberapa butir atau kaidah tata bahasa yang disusun dan di ilustrasikan dengan contoh-contoh cirri-ciri ketata bahasaan tertentu.
Istilah –istilah teknis ketata bahasaan tidak dihindari. sang pembelajar diharapkan dapat menelaah, mengkaji serta menghapalkan kaidah tertentu beserta contoh misalnya paradigm fi’il, harf, atau adawat, latihan- latiahan terdiri dari kata-kata frasa-frasa, kalimat-kalimat dalam bahasa ibu yang diterjemahkan oleh sang pembelajar kedalam bahasa sasaran dengan bantuan kosa kata dwibahasa untuk mempratekkan butir atau kelompok butir ketatabahasaan tertentu.
Agar kita memperoleh gambaran yang jelas mengenai metode tata bahasa terjemah ini, pada bagian berikut ini kami kemukakan sebuah contoh pembelajaran bahasa dengan metode ini.
Sebelum dimulai pembelajaran ini sisiwa sudah duduk ditempat masing – masing dengan buku terbuka siap menanti pelajaran baru. Pada halaman buku dimuka mereka terdapat sebuah bacaan pilihan, yang didahului kosa kata bahasa arab dalam padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Kegiatan pembelajaran diawali oleh guru dengan mengucapkan kosa kata yang harus dihapalkan oleh siswa, lalu menjelaskan maknanya dengan menterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Sementara siswa mencatat kata-kata baru pada saat guru membacakan terjemahannya.
Selanjutnya, dengan bahasa Indonesia guru menyuruh beberapa orang siswa untuk membaca bahan bacan pilihan dalam buku dengan suara nyaring. Bila siswa melakukan kesalahan, maka dalam seketika guru langsung memperbaiki kesalahan tersebut, dan langsung melanjutkan bacaanya tanpa mengulangi koreksi yang diberikan oleh guru.
Setelah menyelesaikan bacaan, siswa diminta untuk menerjemahkan kedalam bahasa Indonesia, beberapa kalimat yang baru saja mereka baca. Bila perlu guru sendiri akan member bantuan kepada setiap siswa yang menemui kesulitan menerjemahkan beberapa kalimat, ketika para siswa sudah menyelesaikan bacaan dan menterjemahkan paragraph, guru bertanya kepada mereka tetap dengan mwengunakan bahasa Indonesia apakah ada diantara mereka yang mempunyai pertanyaan terkait dengan makna suatau kata atau isi bacaan.
Kalau siswa tidak memiliki pertanyan lagi, guru akan meminta mereka untuk menulis jawaban atas soal-soal pemahaman yang muncul pada akhir bacaan. Soal-soal tu dalam bahasa arab. Sebagai tambahan diluar pertanyaan – pertanyaan yang terkait dengan informasi yang terkandung dalam bacaan paragaf, para siswa menjawab dua jenis pertanyaan yang lain.
Dalam memberikan metode pembelajaran shorof ada langkah-langkah yang harus diperhatikan.
1 metode istintajiyah
Pola pembelajaran ini dapat disampaikan dengan cara modifikasi ceramah sehingga siswa tetap kosentrasi berjalannya materi.
Langkah –langkah :
1.      Guru memberikan contoh –contoh kalimat dengan pola tertentu misalnya : مبتداء ومؤخر
١  الاشجار فى البستان
٢  احمد فى الفصلى
٣  فى البستان اشجار
٤  فى الفصلى احمد
2.      Dosen menjelaskan kalimat ni 1 dan 2 maha siswa diminta untuk memperhatikan isim yang ada diawal kalimat yang digaris bawah. Isim-isim tersebut mubtada, sedangkan khobarnya adalah kata-kata yang sesudahnya .
3.      Siswa diminta untuk memperhatikan dan membandingkan dengan contoh no 3 dan 4
4.      Setelah siswa dapat mengidentipikasi perbedaan kedua kelompok contoh tersebut, maka dijelaskan bahwa kata-kata yang terletak dibelakang adalah mubtada muakhor dan yang didepan adalah khobar mukodam.
5.      Dan pemantapan, mahasiswa diberi contoh lain dengan pola yang sama.
    
MENERAPKAN METODE LANGSUNG DALAM MENGAJARKAN  SHARAF       
 ( THARIQOH MUBASYIRAH/ DIRECT METHOD )

Pendekatan Metode Langsung
a.       Hakikat Bahasa
Metode ini melihat bahasa sebagai apa yang diucapkan oleh penutur asli bahasa itu. Dengan demikian para pelajar bahasa tidak hanya mempelajari bahasa sasaran tetapi juga mempelajari budaya dan penutur asli. Metode ini juga menyatakan bahwa bahasa adalah suatu himpuna dari aturan-aturan tatabahasa dan kosa kata yang terkait dengan situasi-situasi yang rill.mempelajari bahasa asing berarti bahwa para siswa mampu berkomunikasi dengan bahasa tersebut, baik secara lisanmaupun tulisan . metode langsung juga melihat bahwa empat keterampilan berbahasa – mendengar, berbicara , membaca , dan menulis. Saling menguatkan antara yang satu dengan yang lai. Hanya saja kemampuan berbicara dianggap sebagai pondasi utama. Bahasa pada dasarnya adalah system lisan, bukan tulisan, membaca dan menulis bias diberikan sejak awal tetapi hendaknya diberikansetelah para siswa berlatih menggunakan bahasa lisan.
b.      Hakikat Belajar Bahasa
Asumsi metode langsung tentang pembelajaran bahasa arab ialah bahwa proses belajar bahasa asing atau kedua sama dengan belajar bahasa ibu atau bahasa pertama, yaitu dengan penggunaan bahas secara langsung dan intensif dalam komunikasi .seperti seorang anak yang mempelajari bahasa ibu nya, seorang pelajar juga mempelajari bahasa asing dengan cara menyimak dan berbicara terlebih dahulu, sedang membaca dan menulis dapat dipelajari kemudian. Oleh karena itu pelajar bahasa asing harus dibiasakan untuk berfikir dalam bahasa target, dan untuk mencapai  kemampuan itu penggunaan bahasa ibu harus dihindarkan sepenuhnya ( Badri, 1413 H:6 ).

Desain Metode Langsung
a.       Tujuan ( umum dan khusus )
Para guru yang menggunakan metode langsung bertujuan agar para siswa bias mempelajari bagaimana caranya berkomunikasi dalam bahasa sasaran. Untuk bias melakukan hal tersebut dengan sukses, penting bagi para siswa untuk belajar berpikir dalam bahasa sasaran.
b.      Model sasaran
Silabus yang digunakan dalam metode langsung didasarkan pada situasi – situasi . tatabahasa diajar secara induktif ; yaitu para siswa diperkenalkan dengan contoh- contoh terlebih dahulu lalu mereka berusaha memahami kaidah-kaidah atau generalisasi kaida yang berada dibalik contoh-contohtersebut.
c.       Jenis kegiatan belajar mengajar
Kemampuan berbahas yang dilebih utamakan adalah kemampuan berbicara, bukan kemampuan menulis. Oleh karena itu siswa belajar berbicara sehari-hari yang wajar dalam bahasa sasaran. Mereka juga mempelajari budaya dan sejarah orang –orang yang berbicara dengan bahasa sasaran yang mereka pelajari, geograpi dari Negara-negara diman bahasa itu digunakan sebagai bahasa percakapan, dan informasi hidup sehari-hari para pembicara bahasa target.
            Guru-guru yang mengunakan metode ini berkeyakinan bahwa siswa lperlu menghubungkan makna dan bahasa sasarab langgsung. Untuk melakukan hal ini, ketika guru memperkenalkan suatu kata atau frasa baru, ia akan mendemontrasikan maknanya melalui pemakaian gambar-gambar, atau pantomin ; ia tidak pernah menerjemahkannya kedalam bahasa pembelajaran. Bahas pribumi siswa tidak boleh digunakan didalam kelas. Para siswa berbicara sebagian besar dalam bahasa sasaran dan merek berkomunikasi seola-olah mereka dalam situasi-situasi yang riil.
d.      Peranan pembelajar, pengajar dan bahan ajar
Inisiasi interaksi pembelajaran berasal dari kedua belah pihak, dari guru kepada para siswa dan sebaliknya dari siswa kepada gur.
Evaluasi dalam metode langsung dilakukan lebih banyak secara informal, para siswa diminta untuk menggunakan bahasa, bukan untuk menunjukannya baik dengan keterampilan lisan maupun tulisan. Sebagai contoh, para siswa bisa jadi diwawancarai secara lisan oleh guru atau boleh jadi diminta untuk menulis suatu alenia tentang sesuatu yang sudah mereka pelajari.
Presedur Dan Tehnik Metode Langsung
            Diantara prosedur pengajaran bahasa arab dengan metode langsung adalah yang diajukan oleh titone  dalam richarda daan Rodgers, 2003 : 12) cara ini sebenarnya bukanlah suatu prosedur tetapi lebih merupakan serangkaian tehnik yang diusulkan oleh berlitz, salah satu dari pembaharu amerika yang mencobauntuk membangun suatu metode pengajaran bahasa berdasar metode langsung. Teknik-teknik ini tidak diatur secara procedural. Teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Jangan menerjemahkan, tetapi demonstrasikan
2.      Jangan menjelaskan, tetapi perankan
3.      Jangan berceramah, tetapi ajukan pertanyaan-pertanyaan
4.      Jangan meniru kekeliruan, tetapi perbaiki
5.      Jangan memakai kata-kata tungal, tetapi gunakan kalimat
6.      Jangan berbicara terlalu banyak, tetapi upayakan siswa yang berbicara banyak jangan mengekor pada buku , tetapi gunakan rencana pembelajaran sendiri
7.      Jangan melompat-lompat, tetapi ikuti rencana sendiri
8.      Jangan terlalu cepat, tetapi sesuaikan denga kecepatan siswa
9.      Jangan berbicara telalu cepat, tetapi berbicaralah secarah alamiah
10.  Jangan berbicara terlalu nyaring, tetapi berbicara secara alamiah dan jelas
11.  Jangan berbicara teklalu pelan, tetapi berbicaralah dengan wajar
12.  Jangan tergesa-gesa, tetapi tetaplah tenang dan bersabar
Prosedur berikut diadaptasi dari Larsen-freman (2000: 26-28 ) yang terlihat lebih sistematis disbanding usulan titone. Menurut mereka prosedur pengajaran dengan menggunakan metode langsung adalah sebagai berikut:
1.      Masing-masing siswa mempunyai teks bacaan dihadapan mereka masing-masing.
2.      Para siswa diminta secara bergantian untuk membaca teksdenga suara nyaring.
3.      Setelah para siswa selesai membaca teks, mereka diminta untuk mengajukan pertanya dalam bahasa secara terkait dengan teks jika ada.
4.      Guru menjawab pertanyaan siswa dalam bahasa sasara terkait dengan teks jika ada
5.      Guru membimbing para siswa untuk melatih pengucapan kata-kata.
6.      Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang mereka yang ada dalam kelas
7.      Para siswa menyiapkan pertanyaan dan pertanyaan masing-masing untuk diajukan  kepada siswa lain yang ada dikelas.
8.      Guru mengintruksikan para siswa untuk kembali kelatihan  yang ada dalam pelajaran yang meminta mereka untuk mengisi titik-titik.
9.      Para siswa membaca sebuah kalimat secara nyaring dan menambahkan kata yang hilang seperti mereka yang sedang membaca.
10.  Guru meminta para siswa untuk mengeluarkan buku catatan mereka lalu dia member mereka dikte sekitar topic yang sudah dibahas.
Berikut ini adalah contoh lain penerapan metode langsung dalam pembelajaran bahasa arab yang diadaptasi dari rencana pembelajaran yang diajukan oleh omaggio ( 1986 : 58 ) dan langkah – langkah yang diajuka oleh Effendi ( 2005 : 37 )
Begitu kedalam kelas guru langsung berbicara dengan bahasa arab , menyapa siswa dan bertanya mengenai pelajaran pada aat itu. Para siswa juga menjawab dengan bahasa arab. Guru terus mengemukakan pertanyan-pertanyaan dan sesekali member perintah. Setelah para siswa mematuhi perintah dari guru, mereka menceritakan secara dalam bahasa arab apa yang sedang mereka lakukan, kemudian menjelaskan kepada guru apa yang telah mereka lakukan ( menggunakan “ fiil madhi “ atau “ fiil mudhari” )
Selanjutnya guru memulai penyajian materi secara lisa, mengucapkan satu kata dengan menunjuk bendanya atau gambar benda itu, memeragakan sebuah gerakan atau mimic wajah, pelajar menirukan berkali-kali sampai benar pelafalannya dan faham maknanya.
Kemudianpelajaran berkembang sekitar sebuah gambar yang dipakai oleh guru untuk mengajarkan kosa kata inti. Berbagai demontrasi dan benda pun didiskusikan sesuai dengan kegiatan yang tertera pada gambar. Guru mendemonstrasikan kegiatan-kegiatan tersebut dan konsep-konsep yang tidak segera terlihat dan menunggu sampai seluruh kelas benar- benar memahaminya  kemudian latihan berupa tanta jawab dengan kata tanga ma, hal ainadan sbagainya, sesuai denga kesilitan tingkat tersebut. 

Keunggulan dan kelemahan metode langsung
            Keunggulan
1.      Pelajar tampil menyimak dan berbicara karena para pelajar mendapat banyak latihan dalam bercakap-cakap, khususnya mengenai topic topic yang sudah dilatih dalam keras
2.      Pelajar menguasai pelapalan dengan baik seperti atau mendekati penututr asli
3.      Pelajar banyak mengetahui kosa kata dan pemakainya dalam kalimat.
4.      Pelajar memiliki keberanian dan spontanitas dalam berkomunikasi karena sejak awal telah dilatih untuk berfikir dalam bahasa target sehingga tidak terhambat oleh proses penerjemahan.
5.      Pelajar menguasi tata bahasa secara fungsional tidak secara teoritis , artinya berfungsi untuk mengontrol kebenaranya ujaranya.
Kelemahan
1.      Kemampuan pelajar dalam membaca untuk pemahaman lemah, karena materi dan latihan yang disediakan lebih menekankan pada keterampilan berbahasa lisa.
2.      Metode ini menuntut para guru yang ideal dari segi keterampilan berbahasa ( mempunyai kelencaran berbahasa seperti atau mendekati penutur asli) dan kelincahan dalam penyajian pelajaran
3.      Metode ini mempunyai prinsip-prinsip yang lebih tepat untuk digunakan dalam kelas kecil yang jumlah pelajarny tidak banyak kurang dari 20 siswa dan tidak bisa dilaksanakan dalam kelas besar.
4.      Penafian metode ini terhadap pemakain bahasa pembelajar bisa berakibat terbuangnya waktu untuk menjelaskan makna satu kata abstrak, dan terjadinya kesalahan persepsi atau penafsiran pada siswa
5.      Metode ini terlalu membesar-besarkan persamaan antara pemerolehan bahasa pertama dan kedua dan banyak mengabaikan realita keterbatasan yang ada dalam kelas.
   
METODE MEMBACA ( THARIQOH AL- QIRO’AH )
Langkah-langkah
1.      Guru memulai pembelajaran dengan memberikan kata-kata ungkapan yang dianggap sulit yang akan ditemui oleh siswa dalam teks beserta penjelasanya mengenai makna kata-kata dan ungkapan tersebut dengan devinisi, konteks dan contoh dalam kalimat lengkap.
2.      Setelah itu siswa diminta untuk membaca dalam hati teks bacaan yang sudah di program selama kurang lebih 25 menit.
3.      Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan diskusi mengenai kandungan isi bacaan yang bisa berupa tanya jawab dengan mengunakan bahasa ibu pelajar.
4.      Setelah mengusai isi bacaan,guru membimbing siswa menyimpulkan suatu aturan tata bahasa dalam bahan bacaan. dan jika dirasa perlu, guru akan memberikan penjelasasn tentang tata bahasa tersebut secara singkat.
5.      Kalau masih ada kosa kata yang belum di pahami oleh siswa maka pembelajaran akan dilanjutkan dengan pembahasaan kosa kata yang belum di pahami.
6.      Berikutnya para siswa akan mengerjakan tugas tugas yang ada dalam buku suplemen , yaitu menjawab pertanyaan tentang isi bacaan , latihan menulis terbimbing. Dsb
7.      Setelah selesai mengerjakan latihan , bahan bacaan perluasan diberikan untuk dipelajari dirumash dan hasilnya dilaporkan pada pertemuan berikutnya .

METODE AUDIOLINGGUAL ( THARIQAH SAM’IYAH SYAFAWIYAH)
Langkah langkah
1.      Pertama siswa mendengar sebuah model dialog baik dari guru maupun rekaman yang berisi struktur kunci yang menjadi fokus pembelajaran
2.      Dialog disesuaikan dengan minat atau situasi siswa, melalui pengubahan kata kata kunci atau ungkapan tertentu.
3.      Struktur –struktur kunci tertentu dari dialog dipilih dan digunakan sebagai dasar untuk latihan dengan berbagai jenisnya.
4.      Para siswa bisa mengacu pada buku teks mereka malanjutkan dengan, membaca dan menulis atau kegiatan pendalaman kosa kata berdasarkan pada dialog yang dipergunakan.
5.      Ketgiatan lebih lanjut bisa berlangsung dalam laboratorium bahasa.
METODE KOMUNIKATIF ( ITTISHALIYAH )
Langkah- langkah
1.      Pembelajaran diawali dengan peyajian suatu dialog singkat didahului dengan motivasi dengan situasi situasi dialog terhadap pengalaman pengalaman masyarak yang mungkin diperoleh para pembelajar dan suatu diskusi mengenai fungsi dan situasi orang peranan latar topik dan keinformalan bahasa yang menuntut fungsi dan situasi tersebut.
2.      Kemudian dilanjutkan dengan peraktek lisan setiap ucapan bagian dialog yang disajikan pada hari itu pada umumnya didahului dengan model.
3.      Selanjutnya pembelajaran dikembangkan dengan pengajuan pertanyaan –pertanyaan dan jawaban jawaban tetap berdasarkan topik-topik dialog dan situasi itu sendiri.
4.      Setelah itu guru dan murid menelaah dengan mengkaji salah satu ekpresi komunikatif dasar dalam dialog itu atau salah satu struktur yang menunjukan fungsi tersebut.
5.      Kegiatan produksi produksi lisan bergerak maju dari kegiatan terpimpin menuju kegiatan komunikasi yang lebih bebas.
6.      Sebelum pembelajaran berakhir guru memberi contoh tugas pekerjaan rumah secara tertulis ka;au diperlukan
7.      Akhirnya dilakukan evaluasi pembelajaran misalnya dengan pertanyaan-pertanyaan.
METODE GURU DIAM ( THARIQOH SHAMITHA )
Langkah Langkah
1.      Guru menyajikan satu kata baru sekali. Dengan demikian ia memaksa para pelajar untuk menyimak dengan baik
2.      Sesudah pelajar mampu mengucapkan bunyi-bunyi dalam bahasa target guru menyajikan bahan peraga yang kedua yang berisi kosa kata yang dipilih guru diantara kata-kata yang paling sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari.
3.      Guru mengunakan balok-balok cuisinare yang warna warni yang berukuran 1-10 cm untuk mendorong para pelajar berbicara.
METODE EKLEKTIK ( THARIQOH INTIQO’IYYAH ) 
Langkah-Langkah
1.      Guru menyampaikan gambaran umum isi materi hiwar bila terpaksa dalam bahas indonesia dan siswa mendengarkan dengan perhatian
2.      guru membacakan bahan ajar sedangkan siswa mendengarkannya
3.      guru menyampaikan materi ajar tadi kalimat perkalimat lalu diikuti oleh siswa
4.      guru menjelskan makna materi atau ungkapan yang baru dengan berbagai teknik dan media yang sesuai.

5.      Kegiatan pengajaran qirah diakhiri dengan tugas menjawab pertanyaan . 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar