Mengarungi Samudra Kehidupan, kita ibarat pengembara hidup merupakan perjuangan yang akan jadi saksi pengorbanan. Baca Selengkapnya: Cara Membuat Tulisan Berjalan (Marquee) Pada Blog http://bisikan.com/cara-membuat-tulisan-berjalan-marquee-pada-blog#ixzz3jvtZ953R

Rabu, 09 September 2015

Gadis Masa Kini

Tawa renyah, pipi bersemu merah, senyum tersipu malu-malu.. Masihkah? Masih seperti inikah gambaran gadis-gadis masa kini? Anak-anak polos yang kini berubah menjadi liar, tidak peduli, tidak takut, dan …wanita_berhias_diri Tawa renyah, pipi bersemu merah, senyum tersipu malu-malu.. Masihkah? 
Masih seperti inikah gambaran gadis-gadis masa kini? Anak-anak polos yang kini berubah menjadi liar, tidak peduli, tidak takut, dan tidak malu ketika bercampur baur dengan laki-laki bukan mahram. Orang tua yang bangga anak gadisnya memiliki pergaulan luas, tidak peduli dengan laki-laki ataupun perempuan, punya pacar dianggap suatu prestasi. 
Ketika anak gadis mereka dijemput dan diantar lawan jenis yang bukan mahramnya, mereka malah berpesan, “Tolong jagakan anak saya ya.” Tidakkah mereka sadar anak mereka dititipkan kepada “macan”, yang siap menerkam kapan saja. Apalagi jelas setan tidak akan tinggal diam melihat hal ini. Jangan sampai kalian menyesal ketika telah muncul “penanda dosa” berupa cucu yang belum kalian rencanakan, bahkan kematian anak perempuan kalian karena komplikasi melahirkan yang tidak aman atau karena akibat aborsi. 
مَنْ بُـلِيَ مِنْ هَذِهِ الْبَنَاتِ شَيْئًا فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ “ 
Barangsiapa yang diberi cobaan dengan anak perempuan kemudian ia berbuat baik pada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.” (HR. Al-Bukhari no. 1418 dan Muslim no. 2629). 
Jagalah anak-anak gadismu wahai para ayah dan para ibu, tumbuhkanlah iman dan rasa malu di hati mereka. Mereka bisa menjadi jalan menuju surga bila kita mampu mendidik dengan benar, sebaliknya bisa juga menarik kita ke dalam api neraka bila kita menunjukkan jalan yang salah.

Keunikan-Keunikan Bahasa Arab (8)

Hanya dengan beberapa huruf yang menyusun kata, Bahasa Arab bisa mengungkapkan banyak ungkapan. Kita ambil contoh kata [عين] “’ain” yang umumnya dikenal artinya: mata. Jika kita membuka kamus artinya sangat banyak yaitu: manusia, jiwa, hati, mata uang logam, pemimpin, kepala, orang terkemuka, macan, matahari, penduduk suatu negeri, penghuni rumah, sesuatu yang bagus atau indah, keluhuran, kemuliaan, ilmu, spion, kelompok, hadir, tersedia, inti masalah, komandan pasukan, harta, riba, sudut, arah, segi, telaga, pandangan, dan lainnya. Kemudian dalam bahasa Arab juga dikenal istilah pembuangan kata atau kata yang disembunyikan yang dikenal dengan istilah “mahdzuf”.
 Contohnya, Pada kalimat syahadat [لا أله ألا الله] maka bukan artinya, -[لا] = tiada -[إله] = tuhan -[إلا] = selain -[الله] = Allah Karena arti ini salah besar, karena ada Ada khabar yang [محذوف] dibuang/tidak ditampakkan. Khabar yang dibuang tersebut adalah [حق atau بحق] “haqqun” atau “bihaqqin”.
 Maka makna syahadat yang benar adalah, لا معبود حق إلا الله “tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah” Kata [حق atau بحق] “haqqun” atau “bihaqqin” berdalil dengan firman Allah Ta’ala, ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الْبَاطِلُ “Yang demikian itu dikarenakan Allah adalah (sesembahan) yang Haq (benar), adapun segala sesuatu yang mereka sembah selain-Nya adalah (sesembahan) yang Bathil.” (QS. Luqman: 30) Begitu juga tafsiran para ulama, sebagaimana Ibnu Katsir menafsirkan surat Al Qashash : 70, Ath Thabari menafsirkan surat Al An’am : 106, As Suyuti menafsirkan surat Al Baqarah : 255. Dan banyak ulama yang lainnya. Contoh yang lain firman Allah dalam surat Yusuf Ayat 82, وَاسْأَلِ الْقَرْيَةَ الَّتِي كُنَّا فِيهَا Arti perkata adalah: “Tanyalah kepada kampung yang kami tinggal padanya” Namun ada kata yang “mahzuf”/dibuang yaitu [أهل] “ahli” /penduduk yaitu “mudhaf” dari [الْقَرْيَةَ] Abul Baqa’ Al ‘akbariy rahimahullah menjelaskan tentang ini, قوله تعالى: (واسأل القرية) : أي أهل القرية ; وجاز حذف المضاف ; لأن المعنى لا يلتبس “Firman Allah, “tanyalah kepada kampung” yaitu, penduduk kampung, boleh membuang [mahzuf] mudhaf, karena maknanya tidak menjadi rancu.” (At Tibyan fi I’rabil Qur’an 2/742, Asy Syamilah) Jadi arti yang tepat adalah : ““Tanyalah kepada penduduk kampung yang kami tinggal padanya” Oleh karena itu, belum pernah ada satupun terjemahan Al Qur’an yang lebih singkat dari bahasa arab aslinya. >>Lebih mudah dihapalkan Ini karena adanya “wazan” atau cetakan/pola kata yang sudah kami jelaskan sebelumnya. Dengan adanya cetakan kata tersebut lidah dan lisan kita akan terbiasa mengucapkannya. Dan sesuatu yang sudah terbiasa kita ucapkan maka akan lebih mudah dihapalkan Selain itu, bahasa Arab seakan-akan tiap kata bisa disambung bacaannya. Jadi seakan-akan beberapa kata tersebut kita sambung terus, sebagaimana kita membaca Al Qur’an. Ini karena struktur bahasa arab yang mendukung seperti adanya [ال] “alif lam”, dan ada kaidah penyambungan tiap kata. Mungkin bisa kita buktikan, jika kita menghapal Al Qur’an tiap kata kita putus-putus cara bacaannya, maka kita agak kesusahan. Berbeda jika kita menyambung tiap kata maka akan memudahkan. Contohnya basmalah, Jika kita hapal [ب – اسم – الله – الرحمان – الرحيم] “bi – ismi – Allahi – Ar-Rahmani- Ar-Rahimi” Maka kita akan agak kesusahan, tetapi jika kita sambung, maka akan memudahkan sebagaimana kita membaca basmalah. Terbukti bahwa orang-orang Arab -sekalipun Arab badui [kampung]- hapalannya kuat dan mampu menghapal beribu-ribu bait syair. Mampu menceritakan banyak cerita sejarah hanya berdasarkan hapalan, sehingga dahulu tulis-menulis dikalangan mereka kurang berkembang, karena jika mudah dihapal maka tidak perlu ditulis. Ditambah lagi mereka dianugerahkan kekuatan hapalan. Bukti lainnya, banyak orang yang tidak mengenal dasar bahasa Arab sekalipun tetapi mampu menghapal 30 juz Al Qur’an dengan hapalan yang kokoh dan tanpa cacat tiap kata bahkan huruf. Masih ingin tahu keunikan-keunikan lain dari bahasa arab? Tunggu kelanjutannya, insya Allah…