Mengarungi Samudra Kehidupan, kita ibarat pengembara hidup merupakan perjuangan yang akan jadi saksi pengorbanan. Baca Selengkapnya: Cara Membuat Tulisan Berjalan (Marquee) Pada Blog http://bisikan.com/cara-membuat-tulisan-berjalan-marquee-pada-blog#ixzz3jvtZ953R

Jumat, 12 Juni 2015

TAUHID ILMU KALAM

TAUHID ILMU KALAM
OLEH 
JIMI HARIANTO, M.Pd.I

A.   Pengertian Tauhid Ilmu Kalam
Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan Sifat-Nya.[1]
Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan (agama islam) dengan bukti-bukti yang yakin. Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membahas soal-soal keimanan yang sering juga disebut Ilmu Aqaid atau Ilmu Ushuluddin
1.Rasionalitas
2.Logis
Beberapa ulama memberikan pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan argument mereka masing-masing tentang definisi Ilmu Kalam :
Menurut Al-‘iji Ilmu Kalam adalah Ilmu yang memberi kemampuan untuk menetapkan aqidah agama (Islam) dengan mengajukan argument untuk melenyapkan keraguan-keraguan. Menurut Ibnu Khaldun Ilmu Kalam adalah Ilmu yang mengandung argument-argument rasional untuk membela Aqidah-aqidah Imanya dan mengandung penolakan terhadap golongan bid’ah (perbuatan-perbuatan baru tanpa contoh) yang didalam aqidah menyimpang dari mazhab salah dan ahli sunnah. Menurut Fu’at              Al-Ahwani Ilmu Kalam adalah memperkuat aqidah agama dengan ajaran-ajaran yang rasional.

B.   Dasar-Dasar Tauhid Dan Ilmu Kalam

!$tBur $uZù=yör& `ÏB šÎ=ö6s% `ÏB @Aqߧ žwÎ) ûÓÇrqçR Ïmøs9Î) ¼çm¯Rr& Iw tm»s9Î) HwÎ) O$tRr& Èbrßç7ôã$$sù ÇËÎÈ  
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku". (Al-Anbiya [21] :

                  
C. Sejarah Perkembangan Ilmu Kalam

           Sejarah Munculnya Ilmu Kalam Mulai Masa Rasulullah, Khulafaurrasyidin,  Bani Umayyah, Bani Abbas, dan Sampai sekarang.
Pada masa Nabi SAW, dan para Khulafaurrasyidin, umat islam bersatu, mereka satu akidah, satu syariah dan satu akhlaqul karimah, kalau mereka ada perselisihan pendapat dapat diatasi dengan wahyu dan tidak ada perselisihan diantara mereka. Awal mula adanya perselisihan di picu oleh Abdullah bin Saba’ (seorang yahudi) pada pemerintahan khalifah Utsman bin Affan dan berlanjut pada masa khalifah Ali. Dan awal mula adanya gejala timbulnya aliran-aliran adalah sejak kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah ke-3 setelah wafatnya Rasulullah). Pada masa itu di latar belakangi oleh kepentingan kelompok, yang mengarah terjadinya perselisihan sampai terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan. Kemudian digantikan oleh Ali bin Abi Thalib, padamasa itu perpecahan di tubuh umat islam terus berlanjut[2].
Pada zaman Bani Umayyah ( 661-750 M ) masalah aqidah menjadi perdebatan yang hangat di kalangan umat islam. Di zaman inilah lahir berbagai aliran teologi seperti Murji’ah, Qadariah, Jabariah dan Mu’tazilah. Kaum Muslimin tidak bisa mematahkan argumentasi filosofis orang lain tanpa mereka menggunakan senjata filsafat dan rasional pula. Untuk itu bangkitlah Mu’tazilah mempertahankan ketauhidan dengan argumentasi-argumentasi filosofis tersebut.Namun sikap Mu’tazilah yang terlalu mengagungkan akal dan melahirkan berbagai pendapat controversial menyebabkan kaum tradisional tidak menyukainya.Akhirnya lahir aliran Ahlussunnah Waljama’ah dengan Tokoh besarnya Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi.
Pada zaman Abbasiyah, telah banyak berlaku pembahasan di dalam perkara-perkara akidah termasuk perkara-perkara yang tidak wujud pada zaman Nabi s.a.w. atau zaman para sahabatnya. Berlaku pembahasan tersebut dengan memberi penumpuan agar ia menjadi satu ilmu baru yang diberi nama Ilmu Kalam.
Setalah kaum muslimin selesai membuka negeri-negeri, lalu ramai dari kalangan penganut agama lain yang memeluk Islam. Mereka ini menzahirkan pemikiran-pemikiran baru yang diambil dari agama lama mereka tetapi diberi rupa bentuk Islam. Iraq, khususnya di Basrah merupakan tempat segala agama dan aliran. Maka terjadilah perselisihan apabila ada satu golongan yang menafikan kemahuan (iradah) manusia. Kelompok ini diketuai oleh Jahm bin Safwan. Dan antara pengikutnya ialah para pengikut aliran Jabbariyah yang diketuai oleh Ma'bad al-Juhni. Aliran ini lahir ditengah-tengah kekeliruan pemikiran dan asas yang dibentuk oleh setiap kelompok untuk diri mereka. Kemudian bangkitlah sekelompok orang yang ikhlas memberi penjelasan mengenai akidah-akidah kaum muslimin berdasarkan jalan yang ditempoh oleh al-Quran. Antara yang masyhur di kalangan mereka ialah Hasan al-Basri. Dan sebahagian dari kesan perselisihan antara Hasan al-Basri dengan muridnya Washil bin Atho' ialah lahirnya satu kelompok baru yang dikenali dengan Muaktazilah. Perselisihan tersebut ialah mengenai hukum orang beriman yang mengerjakan dosa besar, kemudian mati sebelum sempat bertaubat.
Pada akhir kurun ketiga dan awal kurun keempat, lahirlah imam Abu Mansur al-Maturidi yang berusaha menolak golongan yang berakidah batil. Mereka membentuk aliran al-Maturidiah. Kemudian muncul pula Abul Hasan al-Asy'ari yang telah mengumumkan keluar dari kelompok Mu'tazilah dan menjelaskan asas-asas pegangan barunya yang bersesuaian dengan para ulamak dari kalangan fuqahak dan ahli hadis. Dia dan pengikutnya dikenal sebagai aliran Asya'irah. Dan dari dua kelompok ini, terbentuklah kelompok Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Dan kesimpulannya, kita dapat melihat bahawa kemunculan kelompok-kelompok di dalam Islam adalah kembali kepada dua perkara:
1. Perselisihan mengenai pemerintahan
2. Perselisihan di dalam masalah usul atau asas agama.

D. Aliran-Aliran Ilmu Kalam. Syiah
Secara harfiah syiah berarti pengikut atau kelompok. Tetapi dalam perkembangannya, istilah ini lekat dengan pengikut setia Ali yang memilih beroposisiterhadap kekuasaan Muawiyah pasca peristiwa arbitrasi. Mareka ini berkeyakinan bahwa yang berhak menggantikan nabi sebagai pemimpin adalah keluarganya (Ahl al- bait). Sepeninggal Ali, hak imamah (kepemimpinan umat islam) tersebut beralihkepada anak-anak keturunanya dari fatimah al-Zahrah.Dalam aliran syiah muncul beberapa faham yang sebagiannya dan sebagianlainyya moderat. Faham – faham tersebut antara lain Syaba’iyah yang berfaham bahwa Ali menempati derajat ketuhanan. yang kedua Ghurabiyah yang berfaham bahwa kedudukan Ali di atas nabi Muhammad. Yang ke tiga Kaisaniyah yang berfaham mengangkat kedudukan cucu dan pewaris ilmu Ali yaitu Muhammad bin al-hanafiyah sejajar dengan para nabi. Tetapi dalam perkambangan sejarahnya, terdapatdua sekte syiah yang terkenal yaitu Imamiyah dan Zadidiyah.Sekte imamiyah berkeyakinan bahwa imamaih sesudah nabi sudah menjadihak dan harus di berikan kepada Ali. Imamiyah mempunyai dua aliran utama, yaituIsmailiyah (Sa’biyah) dan Itsna Atsariyah. Nama ismailiyah diambil dari imam yangketujuh dalam silsilah mereka yakini Ismail bin ja’far al-shadiq. Sekte ini dikenal jugasebagai Sab’iyah karena meyakini adanya tujuh imam yng tidak matsur dengan urutansebagai berikut:-Ali bian Abi Thalib-Ali bin husain-Hasan bin Ali-Ja’far bin muhammad-Husain bin Ali-Ismail bin Ja’far al shadiq (w. 145 H)-Muhammad bin aliSedanngkan sekte itsna Asariyah Adalah aliran Imamiyah yang meyakini bahwa bilangan imam berjumlah 12 orang. Imam imam tersebut antara lain:-Ali bin abi thalib-Musa bin Ja’far -Hasan bin Ai-Ali Bin Musa-Husain bin Ali-Muhammad Bin Ali-Ali bin Husain-Ali bin Muhammad-Muhammad bin Ali bin Husain-Muhammad Bin Ali-Ja’far bin Muhammad-Muhammad Bin HasanImam terakhir diyakini dalam keadaan tidak hadir dan akan muncul kelak diwaktu yang di kehendaki oleh Allah. Pada masa ketidak hadirannya, kekuasaan akandipegang oleh wakil ima yang memenuhi kriteria mujtaihid.Dalm aliin imamiyah dikenal 5 doktrin fundamental, yaitu: Imamah, ishmah,mahdiyah, raj’ah, dan taqiyah. Imamah sudah menjadi salah satu rukun islam bagimereka. Seorang imam di percaya memiliki kualitas ishmah karena mewarisi posisikenabian ma’sum (terpelihara dari kesalahan). Sedanngkan doktrin mahdiyah danraj’ah di hubungkan dengan status imam matsur yang di percaya akan muncul kembalisebagai mahdi yang membangun kerajaan Allah menjelang hari kiamat kelak.Sedangkan faham taqiyah ynga berarti perlindungan dimaksudkan sebagai taktik strategis untuk merahasiakan eksistensi kesyahannya dengan berpura-pura patuh di bawah dominasi kekuasaan khalifah yang memerangi mereka hingga kekuatan yang di persiapkan cukup memadai untuk melakukan perlawanan terbuka.Sementara sekte Zaidiyah dinisbahkan kepada pengikut Zaid bin ali bin husain.Sejarahnya sepeninggal Zainal abiding, sebagian besar pengikut syiah membaitMuhammad bin baqir dan sebagiannya lagi membaiat Zaid. Berbeda dengan sekteimamiyah, Zaidiyah berpendapat bahwa nash tentang imamah Ali itu cenderungmerujuk pada pengertian sifat dan bukannya kepada pribadi Ali. Atas dasar iniZiadiyah melihat bolehnya umat mengangkat imam dari orang kurang utama sekalipundi tengah-tengah mereka ada orang yang lebih utama. Ali di nilai mereka memilikikeutamaan lebih dibanding ketiga khalifah sebelumnya. Sifat moderat faham ini
http://htmlimg1.scribdassets.com/69g7h1nx1czw9ba/images/3-c211af52fc.jpg
 
kemudian berubah menjadi ekstrim di tangan penganut Zaidiyah pada generasiselanjutnya.
B.Khawarij
Secara harfiah khawarij berarti penamaan kelompok yang dikenal radikal danekstrim baik dalam pemahaman maupun tindakan keagamaannya yang dengan sejarahkemunculannya yang di picu ketidak sepakatan atas cara penyelesaian konflik melaluitahkim antara kubu Ali dan muawiyah.Bagi mereka hukum haruslah di kembalikan kepada pesan al-Qur’an dan bukannya kepada akal manusia yang ikut berpartisipasi dalam diplomasi. Merekameneriakkan dalam slogan “tidak ada hukum kecuali hikum Allah”. Sikap politik ini berkembang menjadi pengkafiran terhadap para sahabat yang menerima tafhim dan pengabsahan tindakan kekerasan bahkan pembunuhan terhadap ,ereka yang tidak sependapat.Khawarij mengembangkan doktirn bahwa hak menjadi khalifah tidak terbatashanya milik bangsa Arab atau keturunan suku Quraysh, tetapi tetapi di kembalikankepada kaum muslimin. Pandangan ini tentu berbeda dengan kelompok ahl al-sunahmaupun pandangan kelompok Syiah. Mayoritas dalam aliran khawarij berpahamwajibnya mengangkat imam, kecuali najdat. Aliran ini berpendapat bahwamengangkat imam tidak wajib , tetapi yang wajib adalah penegakan kebenaran dankeadilan yang menjamin setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya.Khawarij juga berkeyakinan bahwa perbuatan ibadah merupakan bagian dari iman,sehingga siapapun yang mengabaikannya atau berbuat dosa besar dengan sendirinyatelah menjadi kafir. Dan juga meyakini bahwa pemikiran atau pendapat yang salahadalah sebuah dosa yang menyebabkan kekafiran. Pandangan pandangan ekstrimmereka itu sebagian besarnya didasarkan pada dalil – dalil.Aliran khawarij ada yang menamainya dengan sebutan haruriyah, yaknidinisbatkan kepada harura, tempat pertama mereka melakukan konsolidasi denganmengangkat Abdullah bin Wahhab al-Rasydi sebagai imam. Tetapi para pengikutnyalebih suka menyebut diri mereka sebagai Shurah yang berasal dari kata yashri yang berarti menjual. Maksudnya adalah kelompok yang berani menjual ataumengorbankan dirinya kepada Allah.Menurut banyak ahli sejarah, aliran ini pecah menjadi 20 sekte tetapi yangterkenal ada lima yaitu Azariqah, Shufriyah, Baihasiyah, Nadjat, dan Ibadiyah.
C. Murji’ah
Secara harfiah berarti yang menangguhkan atau mengembalikan, kemunculanaliran ini branjak dari sikap pasif atau tidak memihak antara dua kelompok umat islamyang tengah bertikai setelah pembunuhan Utsman.Diantara mereka yang mengambil sikap ini adalah Sa’ad bin abi Waqas, Abu bakrah, Abdullah bin umar, dan imran bin husain. Pandangan ini menguat sebagaireaksi atas sikap ekstrim Khawarij yang begitu mudah melakukan pengkafiran danmenghalalkan darah sesame muslim. Dalam pandangan murji’ah pelaku dosa besar tidaklah kekal di neraka, tetapi hanya akan dihukum untuk sementara setimpal denganatau bahkan mungkin diampuni dari dosa dosanya.Dalam perkembangan berikutnya, muncil penganut faham murji’ah yangmelangkah lebih jauh dan berkeyakinan bahwa dosa tidak tidak membahayakan iman.Pada konteks ini, iman sudah mulai difahami terlepas dari perbuatan. Pemikiran ituselanjutnya diketahui sebagai dalih pembenaran oleh sebagian orang yang tidak  bertanggung jawab.
D. Jabariyah dan Qadariyah
Terkait Qada’ dan Qadar, mula mula muncul permasalahan tentang kebebasandan keterpaksaan manusia. Pemikiran seputar masalah ini memunculkan pemikiranekstrim yang berbeda yaitu Jabariyah dan Qadariyah.Jabariyah pertama kali di populerkan oleh Ja’id bin dirham di basrah yangintinya perbuatan seorang hamba dengan menyandarkan semua kepada Allah.
http://htmlimg2.scribdassets.com/69g7h1nx1czw9ba/images/4-3b6aa90e5b.jpg
 

Pada dasarnya aliran-aliran ilmu kalam ada delapan yaitu: Syiah, Khawarij, Murji’ah, Jabariyah dan Qadariyah, Mu’tazilah, Asy’ariyah, maturidiyah, dan Salafiyah.

1.    Aliran Syiah adalah aliran yang mengikuti sahabat Ali bin Abi Thalib.
2.    Kelompok Khawarij dikenal radikal dan ekstrim dalam pemahaman maupun tindakan keagamaannya. Dalam pandangan Murji’ah pelaku dosa besar tidaklah kekal di neraka, tetapi hanya akan dihukum untuk sementara setimpal dengan atau bahkan mungkin diampuni dari dosa dosanya.
3.    Jabariyah dan Qadariyah menganggap bahwa semua perbuatan manusia adalah kehendaknya sendiri, perbuatan manusia berada di luar kekuasaan Allah.
4.    Aliran mu’tazilah dalam banyak pemikirannya menjadikan akal sebagai sumber pengetahuan utama tentang kewajiban serta kebaikan dan keburukan, sedangkan wahyu sebagai pendukung kebenaran akal.
5.    Asy’ariyah percaya bahwa fungsi akal adalah sebatas mengetahui hal hal yang empiri(konkrit), sedangkan wahyu memberi informasi tentang hal hal yang lebih luas termasuk soal metafisika pemikiran al Asy’ari sering di sebut sebagai imam Ahlul sunnah waal jama’ah.
6.    Salafiyah meyakini bahwa keesaan Allah merupakan asas pertama islam yang meliputi tauhid rububiyah, uluhiyah dan asma’wa sifat.


1.       SYARI’AH ( IBADAH & MU’AMALAH)

Definisi Ibadah 

Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:

1.    Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.
2.    Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
3.    Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.

Definisi Mu’amalah
Muamalah dari kata (العمل) yang merupakan istilah yang digunakan untuk mengungkapkan semua perbuatan yang dikehendaki mukallaf. muamalah mengikuti pola (مُفَاعَلَة) yang bermakna bergaul (التَّعَامُل)
Muamalah adalah istilah yang digunakan untuk permasalahan selain ibadah
Ibadah wajib berpedoman pada sumber ajaran Al-Qur’an dan Al-Sunnah, yaitu harus ada contoh (tatacara dan praktek) dari Nabi Muhammad SAW. Konsep ibadah ini berdasarkan kepada mamnu’ (dilarang atay haram). Ibadah ini antara lain meliputi shalat, zakat, puasa, dan haji. Sedangkan masalah mu’amalah (hubungan kita dengan sesama manusia dan lingkungan), masalah-masalah dunia, seperti makan dan minum, pendidikan, organisasi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi, berlandaskan pada prinsip “boleh” (jaiz) selama tidak ada larangan yang tegas dari Allah dan Rasul-Nya


2.    Akhlak Kepada Khalik dan Makhluk

Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan etimologi,perkataan "akhlak" berasal dari bahasa Arab jama' dari bentuk mufradnya"Khuluqun" yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkahlaku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan perkataan"khalkun" ( yang berarti kejadian, serta erat hubungan " Khaliq" yangberarti Pencipta dan "Makhluk" yang berarti yang diciptakan[3].
.
Pengertian Ilmu Ahklak
Ilmu Akhlak adalah pengenalan terhadap kemulaiaan akhlak dan kebejatannya. Muhaqqiq Thusi mengatakan bahwa ilmu Akhlak yaitu pengetahuan tentang bagaimana jiwa manusia menyandang suatu karakter yang memuliakan seluruh tindakan yang dilakukan atas dasar kehendak.

Pengertian Moral
Moral dan etika adalah dua hal yang tidak terpisahkan karena pada dasarnya moral adalah tingkah laku yang telah diatur atau ditentukan oleh etika. Moral sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu moral baik dan moral jahat. Moral baik ialah segala tingkah laku yang dikenal pasti oleh etika sebagai baik, begitu juga sebaliknya dengan moral yang jahat[4].

Pengertian Etika
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal darikata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah danukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik[5].

Perbedaan antara Ahlak, Ilmu Ahklak, Moral dan Etika.
Perbedaan antara Ahlak, Ilmu Ahklak, Moral dan Etika adalah terletak pada sumber yang menjadi patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika dalam etika penilaian baik dan buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moralberdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di masyarakat, maka pada ahklak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Perbedaan lain antara etika, moral terlihat pada sifat dan kawasan pembahasannya, jika etika lebih banyak teoritis sedangkan moral bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku manusia secara umum di masyarakat, sedangkan moral bersifat lokal individual. Etika menjelaskan baik buruk, sedangkan moral menyatakan ukuran tersebut dalam bentuk perbuatan.
1.      Macam-Macam Akhlak dan Jenisnya
Akhlakul karimah(sifat-sifat terpuji) ini banyak macamnya, diantaranya adalah husnuzzan, gigih, berinisiatif, rela berkorban, tata karma terhadap makhluk Allah, adil, ridho, amal shaleh, sabar, tawakal, qona’ah, bijaksana, percayadiri, dan masih banyak lagi.
Husnuzzan adalah berprasangka baik atau disebut juga positive thinking. Lawan dari kata ini adalah su’uzzan yang artinya berprasangka buruk ataup negative thinking. Gigih atau kerja keras serta optimis termasuk diantara akhlak mulia yakni percaya akan hasil positif dalam segala usaha.
Rela berkorban artinya rela mengorbankan apa yang kita miliki demi sesuatu atau demi seseorang.Semua ini apabila dengan maksud atau dilandasi niat dan tujuan yang baik.
Tata karma terhadap sesama makhluk Allah SWT  ini sangat dianjurkan kepada makhluk Allah karena ini adalah salah satu anjuran Allah kepada kaumnya.
Adil dalam bahasa Arab dikelompokkan menjadi dua yaitu kata al-‘adl dan al-‘idl.Al-‘adl adalah keadilan yang ukurannya didasarkan kalbu atau rasio,sedangkan al-‘idl adalah keadilan yang dapat diukur secara fisik dan dapat dirasakan oleh panca indera seperti hitungan atau timbangan.
Ridho adalah suka,rela,dan senang. Konsep ridho kepada Allah mengajarkan manusia untuk menerima secara suka rela terhadap sesuatu yang terjadi pada diri kita. Amal Shaleh adalah perbuatan lahir maupun batin yang berakibat pada hal positif atau bermanfaat.
Sabar adalah tahan terdapat setiap penderitaan atau yang tidak disenangi dengan sikap ridho dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
Tawakal adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan.
Qona’ah adalah merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat ketidakpuasan atau kekurangan..
Bijaksana adalah suatu sikap dan perbuatan seseorang yang dilakukan dengan cara hati-hati dan penuh kearifan terhadap suatu permasalahan yang terjadi,baik itu terjadi pada dirinya sendiri ataupun pada orang lain.
Percaya diri adalah keadaan yang memastikan akan kemampuan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan karena ia merasa memiliki kelebihan baik itu kelebihan postur tubuh,keturunan,status social,pekerjaan ataupun pendidikan.
1). Akhlak kepada Pencipta
Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada Pencipta adalah Taubat. Taubat secara bahasa berarti kembali pada kebenaran.Secara istilah adalah meninggalkan sifat dan kelakuan yang tidak baik,salah atau dosa dengan penuh penyesalan dan berniat serta berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang serupa.
2). Akhlak terhadap Sesama
Dalam akhlak terhadap sesama dibedakan mnjadi dua macam      :
·         Akhlak kepada sesama muslim.
·         Akhlak kepada sesama  non muslim
3). Adil
Pengertian adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya.Adil juga berarti tidak berat sebelah,tidak memihak.Dengan demikian berbuat adil adalah memerlukan hak dan kewajiban secara seimbang tidak memihak dan tidak merugikan pihak manapun.Sebagai contoh seseorang yang adil akan melaksanakan tugas sesuai fungsi dan kedudukannya,menghukum orang yang bersalah melakukan tindak pidana,membarikan hak orang lain sesuai dengan haknya tanpa mengurngi sedikitpun.
Firman Allah di dalam Al-Qur’an yang mamarintahkan berbuat adil antara lain:
Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 8
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#qçRqä. šúüÏBº§qs% ¬! uä!#ypkà­ ÅÝó¡É)ø9$$Î/ ( Ÿwur öNà6¨ZtB̍ôftƒ ãb$t«oYx© BQöqs% #n?tã žwr& (#qä9Ï÷ès? 4 (#qä9Ïôã$# uqèd Ü>tø%r& 3uqø)­G=Ï9 ( (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 žcÎ) ©!$# 7ŽÎ6yz $yJÎ/ šcqè=yJ÷ès? ÇÑÈ    
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Berlaku adil harus diterapkan kapada siapa saja tanpa membedakan suku,agama atau status sosial.Bahkab perlaku adil diterapkan kepada keluarga dan kerabat sendiri.
4). Ridho
Ridho menurut bahasa artinya rela,sedangkan menurut istilah ridha artinya menerima dengan senang hati segala sesuatu yang diberikan Allah SWT. Yakni berupa ketentuan yang telah ditetapkan baik berupa nikmat maupun saat terkena musibah

5). Amal Shalih
Amal berasal dari bahasa arab yang terbantuk masdar yaitu ya’mal yang artinya segala pekerjaan atau perbuatan. Sedangkan shalih artimya bagus.

D.   Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak pada khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran yaitu:
1) Aliran Nativisme Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruhi terhadap diri seseorang adalah faktor bawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecendrungan, bakat, dan akal. Jika seorang telah memiliki bawaan kepada yang baik maka dengan sendirinya orang tersebut lebih baik. Aliran ini begitu yakin terhadap potensi batin dan tampak kurang menghargai peranan pembinaan dan pendidikan.
2) Aliran Empirisme Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruhi terhadap pembentukan diri seorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkugan sosial; termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika penddidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak itu baik, maka baiklah anak. Demikian jika sebaliknya. Aliran ini begitu percaya kepada peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan pengajaran.
3) Aliran Konvergensi Menurut aliran ini faktor yang paling mempengaruhi pembentukan akhlak yakni faktor internal (pembawaan) dan faktor dari luar (lingkungan sosial).



[1]  Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Tauhid Dan Kalam, Bulan Bintang, Bandung, 1973, hlm.1
[2] Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Tauhid Dan Kalam, Bulan Bintang, Bandung, 1973, hlm.4

[3] Abuddin Nata, Akhlak Taswawuf, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008, hlm 1.
[4] Ibid, hlm, 89
[5] Ibid, hlm, 92